Sabtu, 02 Januari 2010

Perbaikan Tegangan untuk Konsumen

Judul : Perbaikan Tegangan untuk Konsumen

Nama : Asmi Syupriadin (30408169)

Email : b4nt3x@gmail.com

Abstrak

Salah satu persyaratan keandalan sistem penyaluran tenaga listrik yang harus

dipenuhi untuk pelayanan kepada konsumen adalah kualitas tegangan yang baik dan

stabil, karena meskipun kelangsungan catu daya dapat diandalkan, namun belum

mungkin untuk mempertahankan tegangan tetap pada sistem distribusi karena

tegangan jatuh akan terjadi disemua bagian sistem dan akan berubah dengan adanya

perubahan beban. Beban sebagaian besar memiliki faktor dya tertinggal, pada

dasarnya saat beban puncak daya reaktif yang dibutuhkan beban meningkat dan

dapat lebih besar dari yang dibangkitkan oleh sistem. Kekurangan daya reaktif ini

akan menyebabkan penurunan tegangan pada ujung penerimaan dimana konsumen

terhubung. Tegangan ujung penerimaan ini akan semakin rendah apabila jarak

konsumen ke pusat pelayanan cukup jauh. Apabila penurunan tegangan yang terjadi

melebihi batas toleransi yang diijinkan, maka secara teknis akan mengakibatkan

terganggunya kinerja peraltan listrik konsumen seperti berbagai jenis lampu, alat-alat

pemanas dan motor-motor listrik. Berdasarkan hubungan tegangan dan daya rekatif

tersebut, maka tegangan dapat diperbaiki dengan mengatur aliran daya reaktif.

Kapasitor pada sistem daya listrik menimbulkan daya reaktif, sehingga

pemasangannya pada sistem distribusi menjadikan losses akibat aliran daya reaktif

pada saluran dapat dikurangi sehingga kebutuhan arus menurun dan tegangan

mengalami kenaikan. Hasil pemasangan kapasitor di area kerja PT. PLN (Persero)

Distribusi cabang Surakarta ranting Jatisrono sebagai daerah rawan jatuh tegangan

didapatkan kenaikan tegangan sebesar ± 8% pada pemasangannya di Jaringan

Distribusi Primer dan didapatkan kenaikan tegangan sampai dengan ±6% pada

pemasangannya di Jaringan Distribusi Sekunder khususnya pada transformator

distribusi yang mengalami beban lebih. Dengan membandingkan batas toleransi

tegangan yang diijinkan yaitu ± 5 % dengan kenaikan tegangan yang didapatkan dari

pemasangan kapasitor, maka dapat diasumsikan tegangan telah dapat diperbaiki.

Kata Kunci: Tegangan, Kapasitor, Beban.

1. Pendahuluan

Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat

pembangkit kepada konsumen diperlukan suatu jaringan

tenaga listrik. Sistem jaringan ini terdiri dari jaringan

transmisi (sistem tegangan extra tinggi dan tegangan

tinggi) dan jaringan distribusi (sistem tegangan

menengah dan tegangan rendah). Dalam sistem

distribusi pokok permasalahan tegangan muncul karena

konsumen memakai peralatan dengan tegangan yang

besarnya sudah ditentukan. Jika tegangan sistem terlalu

tinggi/rendah sehingga melawati batas-batas toleransi

maka akan mengganggu dan selanjutnya merusak

peralatan konsumen.

Beban sistem bervariasi dan besarnya berubah-ubah

sepanjang waktu. Bila beban meningkat maka tegangan

diujung penerimaan menurun dan sebaliknya bila beban

berkurang maka tegangan di ujung penerimaan naik.

Faktor lain yang ikut mempengaruhi perubahan

tegangan sistem adalah rugi daya yang disebabkan oleh

adanya impedansi seri penghantar saluran, rugi daya ini

menyebabkan jatuh tegangan. Oleh karena itu

konsumen yang letaknya jauh dari titik pelayanan akan

cenderung menerima tegangan relatif lebih rendah, bila

dibandingkan dengan tegangan yang diterima konsumen

yang letaknya dekat dengan pusat pelayanan.

Perubahan tegangan pada dasarnya disebabkan oleh

adanya hubungan antara tegangan dan daya reaktif.

Jatuh tegangan dalam penghantar sebanding dengan

daya reaktif yang mengalir dalam penghantar tersebut.

Berdasarkan hubungan ini maka tegangan dapat

dieperbaiki dengan mengatur aliran daya reaktif.

2. Tinjauan Pustaka

Dalam teori listrik dikenal adanya besaran dan

satuan listrik yaitu: Tegangan Listrik (beda potensial

antara dua penghantar yang bermuatan listrik dalam

Volt), Arus Listrik (muatan lsitrik yang mengalir pada

suatu penghantar dari yang berpotensial tinggi ke

rendah dalam Ampere), Frekuensi (banyaknya siklus

atau periode gelombang berjalan arus listrik Bolak-balik

selama satu detik dalam Hertz), Hambatan/ tahanan

(hal-hal yang dapat menghambat proses mengalirnya

arus listrik dalam Ohm). Daya Listrik (Daya semu

dalam va, Daya nyata/aktif dalam watt, Daya reatif

dalam var), Beban Listrik (Beban Resistif contoh lampu

pijar, Beban induktif contoh transformator, motor

listrik, Beban kapasitif contoh kapasitor). dari ketiga

Daya tersebut terdapat suatu hubungan yang dapat

ditunjukkan pada gambar 1.

Perbandingan antara besar daya aktif dengan daya

semu diseut faktor daya (cos θ), θ adalah sudut yang

dibentuk antara daya aktif dan daya semu. Faktor daya

ini terjadi karena adanya pergeseran fasa yang

disebabkan oleh adanya beban induktif/kumparan dan

atau beban kapasitif. Dalam teori listrik arus bolak-balik

penjumlahan daya dilakukan secara vektoris, yang

dibentuk vektornya merupakan segitiga siku-siku, yang

dikenal dengan segitiga daya. Sudut θ merupakan sudut

pergeseran fasa, semakin besar sudutnya, semakin besar

Daya Semu (S), dan semakin besar pula Daya Reaktif

(Q), sehingga faktor dayanya (cosθ)semakin kecil. Daya

reaktif adalah daya yang hilang, atau daya rugi-rugi

sehingga semakin besar sudutnya atau semakin kecil

faktor dayanya maka rugi-ruginya semakin besar.

2.1. Sistem Distribusi Daya Listrik

Sistem tenaga listrik merupakan suatu sistem yang

terpadu oleh hubungan-hubungan peralatan dan

komponen listrik seperti: generator, transformator,

jaringan tenaga listrik dan beban-beban listrik atau

pelanggan. Pendistribusian tenaga listrik adalah bagian

dari suatu proses sistem tenaga listrik yang secara garis

besar dapt dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

1. Proses produksi di pusat-pusat pembangkit tenaga

listrik (PLTA, PLTG, PLTU)

2. Proses penyaluran daya/transmisi dengan tegangan

tinggi (30, 70, 150, 500 KV) dari pusat-pusat

pembangkit ke gardu-gardu induk

3. Proses pendistribusian tenaga listrik dengan

tegangan menengah/melalui jaringan Distribusi

primer (misal 11 atau 20 KV) dan tegangan

rendah/jaringan distribusi sekunder (110, 220, 380

Volt)

Jaringan distribusi adalah semua bagian dari suatu

sistem yang menunjang pendistribusian tenaga listrik

yang berasal dari gardu-gardu induk. Sedangkan

komponen-komponen jaringan distribusi adalah

Jaringan distribusi primer (suatu jaringan dengan sistem

20 KV), gardu distribusi (suatu sistem dengan peralatan

utama trafo untuk menurunkan tagangan), jaringan

Distribusi sekunder (suatu jaringan dengan sistem

tegangan 110V, 220V, 380V). Klasifikasikan Jaringan

distribusi menurut strukturnya

1. struktur jaringan radial

2. struktur jaringan loop

3. struktur jaringan spindel

2.2. Karakteristik Beban

Sifat umum beban, karakteristiknya ditentukan oleh

faktor kebutuhan beban maksimum (demand factor),

faktor beban (load factor) dan faktor diversitas. Dalam

praktek listrik diperjual belikan berdasarkan kebutuhan

yang dalam kenyataan kebutuhan rata-rata yang tercatat

pada periode tertentu biasanya 15, 30, 60 menit. Periode

30 menit sering disarankan karena tidak ada denda yang

besar untuk kelalaian puncak untuk waktu yang pendek

dan adanya bermacam-macam konstanta waktu

pemanasan peralatan listrik seperti misalnya motor

listrik. Selain itu kebanyakan meter peralatan

menyediakan pencatatan kebutuhan 30 menit.

Kebutuhan maksimum/beban puncak suatu instalasi/

sistem biasanya dinyatakan sebagai harga terbesar

tingkat kebutuhan 30 menit pada periode tertentu,

seperti misalnya satu bulan atau satu tahun. Faktor

Beban adalah jumlah satuan yang dipakai pada suatu

periode yang ditentukan dibagi kebutuhan maksimum

dikali jam pada periode yang sama

2.3. Sistem Regulasi Tegangan

Jatuh tegangan adalah selisih antara tegangan ujung

pengiriman dan tegangan ujung penerimaan, jatuh

tegangan disebabkan oleh hambatan dan arus, pada

saluran bolak-balik besarnya tergantung dari impedansi

dan admitansi saluran serta pada beban dan faktor daya.

Jatuh tegangan relatif dinamakan regulasi tegangan dan

dinyatakan dengan rumus:

Vs = Tegangan ujung pengiriman (volt)

Vr = Tegangan ujung penerimaan (volt)

Saluran daya umumnya melayani beban yang

memiliki faktor daya tertinggal. Faktor-faktor yang

mendasari bervariasinya tegangan sistem distribusi

adalah:

− konsumen pada umumnya memakai peralatan yang

memerlukan tegangan tertentu

− letak konsumen tersebar, sehingga jarak tiap

konsumen dengan titik pelayanan tidak sama

− pusat pelayanan tidak dapat diletakkan merata atau

tersebar

− terjadi jatuh tegangan

faktor b, c, dan d menyebabkan tegangan yang

diterima konsumen tidak selalu sama. Konsumen yang

letaknya jauh dari titik pelayanan akan cenderung

menerima tegangan relatif lebih rendah dibandingkan

dengan konsumen yang letaknya dekat dengan pusat

pelayanan. Metoda-metoda yang digunakan untuk

memperbaiki regulasi tegangan saluran distribusi

− penerapan regulator tegangan otomatis dalam gardu

induk distribusi

− pemasangan kapasitor dalam gardu induk

− penerapan regulator tegangan otomatis dalam

saluran distribusi primer

− pemasangan kapasitor paralel dan kapasitor seri

dalam saluran distribusi primer

− pemakaian transformator berpeubah sadapan (tap

changing transformer)

2.4. Kapasitor

Kapasitor adalah komponen yang hanya dapat

menyimpan dan memberikan energi yang terbatas yaitu

sesuai dengan kapasitasnya, pada dasarnya kepasitor

terdiri atas dua keping sejajar yang dipisahkan oleh

medium dielektrik. Model matematis kapasitor adalah:

I = arus sesaat (ampera)

V = tegangan sesaat (volt)

C = kapasitansi (F)

Arus pada gambar dibawah harganya adalah

2.5. Kapasitor pada Jaringan Distribusi

Kapasitor pada sistem daya listrik menimbulkan

daya reaktif untuk memperbaiki tegangan dan faktor

daya, karenanya menambah kapasitor sistem akan

mengurangi kerugian. Dalam kapasitor seri daya reaktif

sebanding dengan kuadrat arus beban, sedang pada

kapasitor paralel sebanding dengan kuadrat tegangan.

Pemasangan peralatan kapasitor seri dan paralel

pada jaringan distribusi mengakibatkan losses akibat

aliran daya reaktif pada saluran dapat dikurangi

sehingga kebutuhan arus menurun dan tegangan

mengalami kenaikan sehingga kapasitas sistem

bertambah.

Kapasitor seri tidak digunakan secara luas dalam

saluran distribusi, karena adanya berbagai permasalahan

(resonansi distribusi, resonansi fero dalam transformator

dan resonansi subsinkron selama starting motor) dan

sistem yang lebih komplek.

Biaya pemasangan kapasitor seri jauh lebih mahal

daripada kapasitor paralel, dan biasanya kapasitor seri

dirancang dengan kapasitas yang lebih besar dengan

tujuan untuk mengantisipasi perkembangan beban untuk

masa-masa yang akan datang. Hal-hal tersebut menjadi

alasan utama sehingga dalam sistem distribusi yang

dibahas banya kapasitor paralel. Manfaat penggunaan

kapasitor paralel:

− mengurangi kerugian

− memperbaiki kondisi tegangan

− mempertinggi kapasitas pembebanan jaringan

Kapasitor paralel membangkitkan daya reaktif

negatif (panah kebawah) dan beban membangkitkan

daya reaktif positif (panah keatas), jadi pengaruh dari

kapasitor adalah untuk mengurangi aliran daya reaktif di

dalam jarigan sehingga daya reaktif yang berasal dari

sistem menjadi

Q2 (total) = Q1 (beban) – Qc.

Qc adalah daya reaktif yang dibangkitkan oleh

kapasitor paralel.keuntungan:

1. Arus I berkurang dan karenanya kerugian I2 R

berkurang

2. % kenaikan tegangan

Q kap = KVAR

X = Reaktansi jaringan (ohm)

V = tegangan nominal (kv antar fasa)

3. karena arus berkurang untuk suatu daya (kw)

maka jaringan, trafo dan sebagainya agak

berkurang beban kva nya. Jadi jaringan mampu

mensuplai permintaan yang lebih tinggi.

3. Metode Penelitian

1. Metode studi kasus, yaitu dari kasus yang ada di

wilayah PT. PLN (Persero) distribusi cabang

Surakarta

2. Survei data-data jaringan yang menjadi lingkup

wilayah Surakarta

3. Menganalisa hasil data survei dengan teori yang

ada.

4. Analisa dan Perhitungan

Hasil Pengukuran

1. Pengukuran tegangan sebelum dan setelah

pemasangan kapasitor dapat dilihat pada tabel 1

2. Pengukuran Arus sebelum dan setelah dapat dilihat

dalam tabel 2

Dari hasil pengukuran tegangan didapatkan bahwa

tegangan mengalami kenaikan. Kenaikan ini disebabkan

karena beban induktif dari beban telah terkompensir

oleh kapasitor sehingga beban yang tertinggal hanya

beban resistif, dengan demikian kebutuhan konsumsi

arus akan menurun yang berakibat pula rugi-rugi pada

media penghubung antara sumber ke beban menjadi

berkurang dan tegangan menjadi naik.

Dari hasil pengamatan arus pada tabel diatas

terlihat bahwa pada hasil pengukuran arus terjadi

penurunan dan kenaikan hal ini dikarenakan adanya

fluktuasi beban yang berbeda antara sebelum dipasang

kapasitor dengan setelah kapasitor, tapi bila kita amati

secara keseluruhan maka pada pengukuran arus akan

cenderung menurun.

5. Kesimpulan

1. Tegangan yang rendah di PLN Wilayah Ranting

Jatisrono disebabkan karena jauhnya jarak

konsumen dari pusat pelayanan disamping itu,

seperti halnya di daerah pusat beban lainnya, di

area kerja PLN Ranting Jatisrono banyak terdapat

trafo distribusi yang mengalami beban lebih

2. Usaha yang dilakukan untuk memperbaiki tegangan

di PLN rangting Jatisrono adalah dengan

pemasangan kapasitor paralel

3. Penempatan kapasitor paralel untuk tegangan

menengah adalah feeder/penyulung utama yang

terhubung ke beban di PLN wilayah ranting

jatisrono, karena tegangan yang rendah pada

jaringan tegangan menengah akan mengakibatkan

rendahnya tegangan pada jarigan tegangan rendah

4. Dari hasil perhitungan dan pengamatan

pemasangan kapasitor untuk tegangan menengah

seperti tabel 1 dapat disimpulkan bahwa regulasi

tegangan setelah dipasang kapasitor tidak mencapai

lebih dari 2 % dalam artian tegangan mengalami

kenaikan sebesar ± 8 %, sehingga dapat

diasumsikan tegangan telah dapat diperbaiki.

Perbedaan antara hasil perhitungan dan pengamatan

tegangan dan arus terjadi karena adanya

kemungkinan fluktuasi beban yang berbeda antara

sebelum dipasang kapasitor dengan setelah

dipasang kapasitor.

5. pengukuran tegangan dan arus setelah pemasangan

kapasitor tegangan rendah seperti pada tabel 2 dan

tabel 3, terlihat bahwa tegangan mengalami

kenaikan sampai dengan 6%, dan arus mengalami

penurunan sampai dengan 59%. Penurunan arus

dan kenaikan tegangan ini disebabkan karena beban

induktif dari beban telah terkompensir oleh

kapasitor sehingga beban yang tinggal hanya beban

resistif, dengan demikian kebutuhan konsumsi arus

akan menurun yang berakibat pula rugi-rugi pada

media penghubung antara sumber ke beban menjadi

berkurang dan tegangan menjadi naik. Kenaikan

tegangan sampai dengan 6% ini memberikan hasil

yang cukup menentukan pada usaha perbaikan

tegangan yang dilakukan

6. Karena aus berkurang untuk suatu daya (Kw), maka

jaringan maupun trafo-trafo distribusi agak

berkurang beban Kva-nya. Jadi dengan demikian

perbaikan tegangan secara tidak langsung dapat

meningkatkan kemampuan suplai permintaan daya

yang lebih tinggi.

Daftar Pustaka

[1] Hutauruk, T.S, Prof. Ir. M. Sc, 1996, Transmisi Daya Listrik, Erlangga.

[2] Pabla, A. S, 1996, Sistem Distribusi Daya Listrik, Jakarta, penerbit Erlangga

[3] Pusdiklat, 1996, Jaringan Distribusi, PLN Distribusi Jawa Tengah

[4] Pusdiklat, 1995, Teknik Distribusi, PT, PLN. (Persero) Distribusi Jawa Tengah

[5] Stevenson, W.D, 1996, Analisa Sistem Tenaga, Jakarta, Penerbit Erlangga

[6] Zuhal, 1995, Dasar Teknik Listrik dan Elektronika Daya, Jakarta, Penerbit PT.Gramedia.