Minggu, 16 Mei 2010
Sejarah Perangangan UUD 1945
Perayaan Hari Kemerdekaan RI
Banyak cara untuk memeriahkan ulang tahun Indonesia. Banyak diantara kita yang merayakannya dengan mengadakan berbagai perlombaan. Ada lomba yang serius, banyak pula lomba hanya untuk bersenang-senang sekedar untuk memeriahkannya. Lomba yang mungkin menjadi acara tahunan ditingkat kelurahan atau RT adalah lomba panjat pinang. Lomba ini menjadi acara favorit yang ditunggu-tunggu oleh sebagian besar warga. Lomba yang mengutamakan kekompakan tim. Bagaimana bekerjasama dalam sebuah tim untuk mencapai tujuan. Sebenarnya banyak lomba yang mengajarkan pada kita untuk tidak saling menjatuhkan, tetapi bekerjasama untuk membangun negeri ini. Lomba-lomba lain banyak juga digelar diantaranya Lomba Balap Karung, pecah balon, perang bantal, sampai sepak bola sarung. Semuanya bersifat hiburan untuk masyarakat yang sudah jenuh dengan kesibukan sehari-hari.
Tetapi apakah lomba-lomba tersebut sudah mencerminkan kesadaran orang-orang Indonesia untuk dapat mempertahankan kemerdekaan ini? Sementara dibeberapa tempat di Indonesia bahaya disintegrasi bangsa begitu mengemuka. Sebenarnya apa yang terjadi dengan bangsa ini? Apakah begitu banyak orang yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, atau hanya akal-akalan elit politik yang haus kekuasaan? Jika kita melihat ke belakang sebelum terjadi reformasi, hal-hal seperti ini mungkin tidak terpikirkan oleh kita. Sebelum tahun 1997, kehidupan bangsa Indonesia terasa lebih tenang bagi sebagian orang Indonesia. Ukuran yang paling sederhana adalah harga kebutuhan pokok. Ukuran tersebut adalah ukuran bagi warga biasa yang mempunyai penghasilan hanya cukup untuk makan sehari-hari.
Lomba tujuhbelasan memang menyenangkan untuk disaksikan dan diikuti. Untuk ikut memeriahkan hari ulang tahun kita semua.
Perjanjian Batas-Batas Wilayah NKRI
1. Perjanjian RI dan Malaysia
- Penetapan garis batas landas kontinen kedua negara di Selat Malaka dan laut Cina Selatan
- Ditandatangai tanggal 27 oktober 1969
- Berlaku mulai 7 November 1969
2. Perjanjian Republik Indonesia dengan Thailand
- Penetapan garis batas landas kontinen kedua negara di Selat Malaka dan laut andaman
- Ditandatangai tanggal 17 Desember 1971
- Berlaku mulai 7 April 1972
3. Perjanjian Republik Indonesia dengan Malaysia dan Thailand
- Penetapan garis batas landas kontinen bagian utara
- Ditandatangai tanggal 21 Desember 1971
- Berlaku mulai 16 Juli 1973
4. Perjanjian RI dengan Australia
- Penetapan atas batas dasar laut di Laut Arafuru, di depan pantai selatan Pulau Papua / Irian serta di depan Pantau Utara Irian / Papua
- Ditandatangai tanggal 18 Mei 1971
- Berlaku mulai 19 November 1973
5. Perjanjian RI dengan Australia (Tambahan Perjanjian Sebelumnya)
- Penetapan atas batas-batas dasar laut di daerah wilayah Laut Timor dan Laut Arafuru
- Ditandatangai tanggal 18 Mei 1971
- Berlaku mulai 9 Oktober 1972
6. Perjanjian RI dengan India
- Penetapan garis batas landas kontinen kedua negara di wilayah Sumatera / Sumatra dengan Kepulauan Nikobar / Nicobar
- Ditandatangai tanggal 8 Agustus 1974
- Berlaku mulai 8 Agustus 1974
Batas Wilayah NKRI
Indonesia mempunyai perbatasan darat dengan tiga negara tetangga, yaitu Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste. Sementara perbatasan laut dengan sepuluh negara tetangga, diantaranya Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Papua Nugini, Timor Leste, India, Thailand, Australia, dan Palau. Hal ini tentunya sangat erat kaitannya dengan masalah penegakan kedaulatan dan hukum di laut, pengelolaan sumber daya alam serta pengembangan ekonomi kelautan suatu negara. Kompleksitas permasalah di laut akan semakin memanas akibat semakin maraknya kegiatan di laut, seperti kegiatan pengiriman barang antar negara yang 90%nya dilakukan dari laut, ditambah lagi dengan isu-isu perbatasan, keamanan, kegiatan ekonomi dan sebagainya. Dapat dibayangkan bahwa penentuan batas laut menjadi sangat penting bagi Indonesia, karena sebagian besar wilayahnya berbatasan langsung dengan negara tetangga di wilayah laut. Batas laut teritorial diukur berdasarkan garis pangkal yang menghubungkan titik-titik dasar yang terletak di pantai terluar dari pulau-pulau terluar wilayah NKRI. Berdasarkan hasil survei Base Point atau titik dasar untuk menetapkan batas wilayah dengan negara tetangga, terdapat 183 titik dasar yang terletak di 92 pulau terluar, sisanya ada di tanjung tanjung terluar dan di wilayah pantai
Minggu, 07 Maret 2010
Hukum Islam Di Indonesia
Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum Eropa, hukum Agama dan hukum Adat. Sebagian besar system hukum di Indonesia masih menganut system hokum Belanda. Hal ini dikarenakan penjajahan yang cukup lama yang dilakukan Belanda pada Indonesia. Disini saya akan membahas salah satu hukum di Indonesia, tepatnya pada Provinsi NAD yaitu hukum agama. Karena sebagian besar masyarakat Indonesia menganut Islam, maka dominasi hukum atau Syari'at Islam lebih banyak terutama di bidang perkawinan, kekeluargaan dan warisan.
Hukum Islam di Indonesia belum bisa ditegakkan secara menyeluruh, karena belum adanya dukungan yang penuh dari segenap masyarakat. Aceh merupakan satu-satunya provinsi yang banyak menerapkan hukum Islam melalui Pengadilan Agama, sesuai pasal 15 ayat 2 Undang-Undang RI No. 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman yaitu : Peradilan Syariah Islam di Provinsi Nanggroe Aceh Darrussalam merupakan pengadilan khusus dalam lingkungan peradilan agama sepanjang kewenangannya menyangkut kewenangan peradilan agama, dan merupakan pengadilan khusus dalam lingkungan peradilan umum sepanjang kewenangannya menyangkut kewenangan peradilan umum.
Di dalam Al Quran surat 5:44, Barang siapa yang memutuskan sesuatu tidak dengan yang Allah turunkan, maka termasuk orang yang kafir". Demikian juga dalam ayat 45, dan 47. Jadi umat Islam harus menegakkan hukum syariat Islam secara keseluruhan, karena Allah telah memerintahkan agar ummat-Nya masuk Islam secara keseluruhan (QS 2:208).
Senin, 01 Maret 2010
Pengaruh Globalisasi dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Masyarakat Indonesia
Budaya Asli Bima
Saya adalah salah satu dari suku kecil yang ada di Indonesia, yaitu suku Bima. Suku di Bima biasanya sangat ramah dan banyak warganya yang bernuansa islami. Di Bima banyak kebudayaan aslinya, tetapi sekarang-sekarang ini sudah mulai hampir punah. Hal ini disebabkan karena para pemuda-pemuda atau para penerusnya banyak yang melupakan kebudayaan adat dari suku sendiri. Salah satu budaya bima yang masih bertahan dan terus dikembnangkan adalah adu kepala (Ntumbu). Budaya dan sekaligus keseniaan ini berlokasi di Kecamatan Wawo Kabupaten Bima. Tradis yang sudah berumur sama dengan keberadaan daerah bima ini tidak sembarang orang dapat memainkannya. Hal ini karena perlu dipelajari secara serius dan mendalam melalui seorang guru. Sehingga tidak heran, hanya terdiri dari beberapa orang saja yang mampu memerankan tradisi tersebut. Belum lama ini digelar budaya adu kepala di halaman Kantor Bupati Bima dan mendapat prehatian luas dari masyarakat, termasuk turis manca negara yang menonton. Jadi diharapkan kepada masyarakat Bima, jangan nelupakan kebudayaan asli sendiri. Kembangkanlah terus kebudayaan asli dari suku masing-masing.
Sabtu, 13 Februari 2010
Mengapa Aku Harus Bangga Sebagai Bangsa Indonesia?
Tema di atas yaitu, “Mengapa Aku Harus Bangga Sebagai Bangsa Indonesia” ini sering kita dengar di buku-buku maupun surat kabar. Dari tema di atas, kita menjadi berpikir mengapa harus bangga sebagai bangsa Indonesia dan saya sendiri sebagai Mahasiswa mnjadi beerpikir mengapa harus bangga sebagai bangsa Indonesia?
Saya bangga sebagai bangsa Indonsia karena Bangsa Indonesia adalah bangsa yang bhineka (beraneka ragam) dan bangsa Indonesia tidak pernah membedakan ras, agama, golongan, budaya dan suku antar warganya.
Ditinjau dari segi ras, bangsa Indonesia memiliki banyak ras dan biasanya ditandai dari ciri-ciri fisik. Dapat dilihat dari warna kulit, bentuk mata, bentuk hidung, warna rambut,dsb. Di Indonesia terdapat warga Negara dari ras mongoloid berkulit kuning (Cina, keturunan Jepang, Korea), baik asli maupun keturunan. Ada juga ras melayu yang berkilit sawo matang rambut hitam, seperti ras pada suku jawa, sunda, bali, dsb. Terdapat juga ras negroid berkulit hitam, rambut keriting seperti pada suku-suku yang bertempat di Irian (Papua). Semua yang berasal dari ras manapun apabila telah menjadi warga Negara Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
Ditinjau dari segi agama, di Indonesia terdapat pemeluk agama yang berbeda. Agama Islam sebagai agama dengan jumlah pemeluk terbesar dapat hidup rukun dan saling bertoleransi dngan pemeluk agama yang lain, yakni Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha secara harmonis dalam kurun waktu yang lama. Hal ini telah berlangsung lama yakni sejak kedatangannya di Indonesia.Dengan demikian, kesamaan kedudukan yakni sebagai warga Negara dari berbagai pemeluk agama seakan menjadi keindahan dalam kehidupan.
Ditinjau dari segi golongan, berbagai golongan dalam masyarakat, baik atas profesi, tingkat pendidikan,dsb mempunyai kedudukan yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangasa dan bernegara. Penggolongan terjadi karena para anggota memiliki kepentingan dan tujuan yang sama.Namun, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangasa dan bernegara mereka memiliki kedudukan yang sama.
Ditinjau dari segi budaya dan suku, di wilayah Indonesia terdapat sekitar tiga ratus suku bangsa dengan keebudayaan masing-masing. Semua suku bangsa dengan bahasa daerah masing-masing berhak mengembangkan kebudayaannya selaras dengan nilai-nilai harkat dan martabat kemanusiaan yang luhur. Hal ini berarti bahwa pengembangan budaya dan hak masyarakat tradisional selarasdengan nilai-nilai peradaban. Kesamaan untuk berkembang dan mengembangkan kebudayaan itu selaras dengan kemajuan zaman dan peeradaban yang luhur dan bernilai kemanusiaan.
Sumber : Buku kewarganegaraan
Sabtu, 02 Januari 2010
Perbaikan Tegangan untuk Konsumen
Judul : Perbaikan Tegangan untuk Konsumen
Nama : Asmi Syupriadin (30408169)
Abstrak
Salah satu persyaratan keandalan sistem penyaluran tenaga listrik yang harus
dipenuhi untuk pelayanan kepada konsumen adalah kualitas tegangan yang baik dan
stabil, karena meskipun kelangsungan catu daya dapat diandalkan, namun belum
mungkin untuk mempertahankan tegangan tetap pada sistem distribusi karena
tegangan jatuh akan terjadi disemua bagian sistem dan akan berubah dengan adanya
perubahan beban. Beban sebagaian besar memiliki faktor dya tertinggal, pada
dasarnya saat beban puncak daya reaktif yang dibutuhkan beban meningkat dan
dapat lebih besar dari yang dibangkitkan oleh sistem. Kekurangan daya reaktif ini
akan menyebabkan penurunan tegangan pada ujung penerimaan dimana konsumen
terhubung. Tegangan ujung penerimaan ini akan semakin rendah apabila jarak
konsumen ke pusat pelayanan cukup jauh. Apabila penurunan tegangan yang terjadi
melebihi batas toleransi yang diijinkan, maka secara teknis akan mengakibatkan
terganggunya kinerja peraltan listrik konsumen seperti berbagai jenis lampu, alat-alat
pemanas dan motor-motor listrik. Berdasarkan hubungan tegangan dan daya rekatif
tersebut, maka tegangan dapat diperbaiki dengan mengatur aliran daya reaktif.
Kapasitor pada sistem daya listrik menimbulkan daya reaktif, sehingga
pemasangannya pada sistem distribusi menjadikan losses akibat aliran daya reaktif
pada saluran dapat dikurangi sehingga kebutuhan arus menurun dan tegangan
mengalami kenaikan. Hasil pemasangan kapasitor di area kerja PT. PLN (Persero)
Distribusi cabang Surakarta ranting Jatisrono sebagai daerah rawan jatuh tegangan
didapatkan kenaikan tegangan sebesar ± 8% pada pemasangannya di Jaringan
Distribusi Primer dan didapatkan kenaikan tegangan sampai dengan ±6% pada
pemasangannya di Jaringan Distribusi Sekunder khususnya pada transformator
distribusi yang mengalami beban lebih. Dengan membandingkan batas toleransi
tegangan yang diijinkan yaitu ± 5 % dengan kenaikan tegangan yang didapatkan dari
pemasangan kapasitor, maka dapat diasumsikan tegangan telah dapat diperbaiki.
Kata Kunci: Tegangan, Kapasitor, Beban.
1. Pendahuluan
Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat
pembangkit kepada konsumen diperlukan suatu jaringan
tenaga listrik. Sistem jaringan ini terdiri dari jaringan
transmisi (sistem tegangan extra tinggi dan tegangan
tinggi) dan jaringan distribusi (sistem tegangan
menengah dan tegangan rendah). Dalam sistem
distribusi pokok permasalahan tegangan muncul karena
konsumen memakai peralatan dengan tegangan yang
besarnya sudah ditentukan. Jika tegangan sistem terlalu
tinggi/rendah sehingga melawati batas-batas toleransi
maka akan mengganggu dan selanjutnya merusak
peralatan konsumen.
Beban sistem bervariasi dan besarnya berubah-ubah
sepanjang waktu. Bila beban meningkat maka tegangan
diujung penerimaan menurun dan sebaliknya bila beban
berkurang maka tegangan di ujung penerimaan naik.
Faktor lain yang ikut mempengaruhi perubahan
tegangan sistem adalah rugi daya yang disebabkan oleh
adanya impedansi seri penghantar saluran, rugi daya ini
menyebabkan jatuh tegangan. Oleh karena itu
konsumen yang letaknya jauh dari titik pelayanan akan
cenderung menerima tegangan relatif lebih rendah, bila
dibandingkan dengan tegangan yang diterima konsumen
yang letaknya dekat dengan pusat pelayanan.
Perubahan tegangan pada dasarnya disebabkan oleh
adanya hubungan antara tegangan dan daya reaktif.
Jatuh tegangan dalam penghantar sebanding dengan
daya reaktif yang mengalir dalam penghantar tersebut.
Berdasarkan hubungan ini maka tegangan dapat
dieperbaiki dengan mengatur aliran daya reaktif.
2. Tinjauan Pustaka
Dalam teori listrik dikenal adanya besaran dan
satuan listrik yaitu: Tegangan Listrik (beda potensial
antara dua penghantar yang bermuatan listrik dalam
Volt), Arus Listrik (muatan lsitrik yang mengalir pada
suatu penghantar dari yang berpotensial tinggi ke
rendah dalam Ampere), Frekuensi (banyaknya siklus
atau periode gelombang berjalan arus listrik Bolak-balik
selama satu detik dalam Hertz), Hambatan/ tahanan
(hal-hal yang dapat menghambat proses mengalirnya
arus listrik dalam Ohm). Daya Listrik (Daya semu
dalam va, Daya nyata/aktif dalam watt, Daya reatif
dalam var), Beban Listrik (Beban Resistif contoh lampu
pijar, Beban induktif contoh transformator, motor
listrik, Beban kapasitif contoh kapasitor). dari ketiga
Daya tersebut terdapat suatu hubungan yang dapat
ditunjukkan pada gambar 1.
Perbandingan antara besar daya aktif dengan daya
semu diseut faktor daya (cos θ), θ adalah sudut yang
dibentuk antara daya aktif dan daya semu. Faktor daya
ini terjadi karena adanya pergeseran fasa yang
disebabkan oleh adanya beban induktif/kumparan dan
atau beban kapasitif. Dalam teori listrik arus bolak-balik
penjumlahan daya dilakukan secara vektoris, yang
dibentuk vektornya merupakan segitiga siku-siku, yang
dikenal dengan segitiga daya. Sudut θ merupakan sudut
pergeseran fasa, semakin besar sudutnya, semakin besar
Daya Semu (S), dan semakin besar pula Daya Reaktif
(Q), sehingga faktor dayanya (cosθ)semakin kecil. Daya
reaktif adalah daya yang hilang, atau daya rugi-rugi
sehingga semakin besar sudutnya atau semakin kecil
faktor dayanya maka rugi-ruginya semakin besar.
2.1. Sistem Distribusi Daya Listrik
Sistem tenaga listrik merupakan suatu sistem yang
terpadu oleh hubungan-hubungan peralatan dan
komponen listrik seperti: generator, transformator,
jaringan tenaga listrik dan beban-beban listrik atau
pelanggan. Pendistribusian tenaga listrik adalah bagian
dari suatu proses sistem tenaga listrik yang secara garis
besar dapt dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
1. Proses produksi di pusat-pusat pembangkit tenaga
listrik (PLTA, PLTG, PLTU)
2. Proses penyaluran daya/transmisi dengan tegangan
tinggi (30, 70, 150, 500 KV) dari pusat-pusat
pembangkit ke gardu-gardu induk
3. Proses pendistribusian tenaga listrik dengan
tegangan menengah/melalui jaringan Distribusi
primer (misal 11 atau 20 KV) dan tegangan
rendah/jaringan distribusi sekunder (110, 220, 380
Volt)
Jaringan distribusi adalah semua bagian dari suatu
sistem yang menunjang pendistribusian tenaga listrik
yang berasal dari gardu-gardu induk. Sedangkan
komponen-komponen jaringan distribusi adalah
Jaringan distribusi primer (suatu jaringan dengan sistem
20 KV), gardu distribusi (suatu sistem dengan peralatan
utama trafo untuk menurunkan tagangan), jaringan
Distribusi sekunder (suatu jaringan dengan sistem
tegangan 110V, 220V, 380V). Klasifikasikan Jaringan
distribusi menurut strukturnya
1. struktur jaringan radial
2. struktur jaringan loop
3. struktur jaringan spindel
2.2. Karakteristik Beban
Sifat umum beban, karakteristiknya ditentukan oleh
faktor kebutuhan beban maksimum (demand factor),
faktor beban (load factor) dan faktor diversitas. Dalam
praktek listrik diperjual belikan berdasarkan kebutuhan
yang dalam kenyataan kebutuhan rata-rata yang tercatat
pada periode tertentu biasanya 15, 30, 60 menit. Periode
30 menit sering disarankan karena tidak ada denda yang
besar untuk kelalaian puncak untuk waktu yang pendek
dan adanya bermacam-macam konstanta waktu
pemanasan peralatan listrik seperti misalnya motor
listrik. Selain itu kebanyakan meter peralatan
menyediakan pencatatan kebutuhan 30 menit.
Kebutuhan maksimum/beban puncak suatu instalasi/
sistem biasanya dinyatakan sebagai harga terbesar
tingkat kebutuhan 30 menit pada periode tertentu,
seperti misalnya satu bulan atau satu tahun. Faktor
Beban adalah jumlah satuan yang dipakai pada suatu
periode yang ditentukan dibagi kebutuhan maksimum
dikali jam pada periode yang sama
2.3. Sistem Regulasi Tegangan
Jatuh tegangan adalah selisih antara tegangan ujung
pengiriman dan tegangan ujung penerimaan, jatuh
tegangan disebabkan oleh hambatan dan arus, pada
saluran bolak-balik besarnya tergantung dari impedansi
dan admitansi saluran serta pada beban dan faktor daya.
Jatuh tegangan relatif dinamakan regulasi tegangan dan
dinyatakan dengan rumus:
Vs = Tegangan ujung pengiriman (volt)
Vr = Tegangan ujung penerimaan (volt)
Saluran daya umumnya melayani beban yang
memiliki faktor daya tertinggal. Faktor-faktor yang
mendasari bervariasinya tegangan sistem distribusi
adalah:
− konsumen pada umumnya memakai peralatan yang
memerlukan tegangan tertentu
− letak konsumen tersebar, sehingga jarak tiap
konsumen dengan titik pelayanan tidak sama
− pusat pelayanan tidak dapat diletakkan merata atau
tersebar
− terjadi jatuh tegangan
faktor b, c, dan d menyebabkan tegangan yang
diterima konsumen tidak selalu sama. Konsumen yang
letaknya jauh dari titik pelayanan akan cenderung
menerima tegangan relatif lebih rendah dibandingkan
dengan konsumen yang letaknya dekat dengan pusat
pelayanan. Metoda-metoda yang digunakan untuk
memperbaiki regulasi tegangan saluran distribusi
− penerapan regulator tegangan otomatis dalam gardu
induk distribusi
− pemasangan kapasitor dalam gardu induk
− penerapan regulator tegangan otomatis dalam
saluran distribusi primer
− pemasangan kapasitor paralel dan kapasitor seri
dalam saluran distribusi primer
− pemakaian transformator berpeubah sadapan (tap
changing transformer)
2.4. Kapasitor
Kapasitor adalah komponen yang hanya dapat
menyimpan dan memberikan energi yang terbatas yaitu
sesuai dengan kapasitasnya, pada dasarnya kepasitor
terdiri atas dua keping sejajar yang dipisahkan oleh
medium dielektrik. Model matematis kapasitor adalah:
I = arus sesaat (ampera)
V = tegangan sesaat (volt)
C = kapasitansi (F)
Arus pada gambar dibawah harganya adalah
2.5. Kapasitor pada Jaringan Distribusi
Kapasitor pada sistem daya listrik menimbulkan
daya reaktif untuk memperbaiki tegangan dan faktor
daya, karenanya menambah kapasitor sistem akan
mengurangi kerugian. Dalam kapasitor seri daya reaktif
sebanding dengan kuadrat arus beban, sedang pada
kapasitor paralel sebanding dengan kuadrat tegangan.
Pemasangan peralatan kapasitor seri dan paralel
pada jaringan distribusi mengakibatkan losses akibat
aliran daya reaktif pada saluran dapat dikurangi
sehingga kebutuhan arus menurun dan tegangan
mengalami kenaikan sehingga kapasitas sistem
bertambah.
Kapasitor seri tidak digunakan secara luas dalam
saluran distribusi, karena adanya berbagai permasalahan
(resonansi distribusi, resonansi fero dalam transformator
dan resonansi subsinkron selama starting motor) dan
sistem yang lebih komplek.
Biaya pemasangan kapasitor seri jauh lebih mahal
daripada kapasitor paralel, dan biasanya kapasitor seri
dirancang dengan kapasitas yang lebih besar dengan
tujuan untuk mengantisipasi perkembangan beban untuk
masa-masa yang akan datang. Hal-hal tersebut menjadi
alasan utama sehingga dalam sistem distribusi yang
dibahas banya kapasitor paralel. Manfaat penggunaan
kapasitor paralel:
− mengurangi kerugian
− memperbaiki kondisi tegangan
− mempertinggi kapasitas pembebanan jaringan
Kapasitor paralel membangkitkan daya reaktif
negatif (panah kebawah) dan beban membangkitkan
daya reaktif positif (panah keatas), jadi pengaruh dari
kapasitor adalah untuk mengurangi aliran daya reaktif di
dalam jarigan sehingga daya reaktif yang berasal dari
sistem menjadi
Q2 (total) = Q1 (beban) – Qc.
Qc adalah daya reaktif yang dibangkitkan oleh
kapasitor paralel.keuntungan:
1. Arus I berkurang dan karenanya kerugian I2 R
berkurang
2. % kenaikan tegangan
Q kap = KVAR
X = Reaktansi jaringan (ohm)
V = tegangan nominal (kv antar fasa)
3. karena arus berkurang untuk suatu daya (kw)
maka jaringan, trafo dan sebagainya agak
berkurang beban kva nya. Jadi jaringan mampu
mensuplai permintaan yang lebih tinggi.
3. Metode Penelitian
1. Metode studi kasus, yaitu dari kasus yang ada di
wilayah PT. PLN (Persero) distribusi cabang
Surakarta
2. Survei data-data jaringan yang menjadi lingkup
wilayah Surakarta
3. Menganalisa hasil data survei dengan teori yang
ada.
4. Analisa dan Perhitungan
Hasil Pengukuran
1. Pengukuran tegangan sebelum dan setelah
pemasangan kapasitor dapat dilihat pada tabel 1
2. Pengukuran Arus sebelum dan setelah dapat dilihat
dalam tabel 2
Dari hasil pengukuran tegangan didapatkan bahwa
tegangan mengalami kenaikan. Kenaikan ini disebabkan
karena beban induktif dari beban telah terkompensir
oleh kapasitor sehingga beban yang tertinggal hanya
beban resistif, dengan demikian kebutuhan konsumsi
arus akan menurun yang berakibat pula rugi-rugi pada
media penghubung antara sumber ke beban menjadi
berkurang dan tegangan menjadi naik.
Dari hasil pengamatan arus pada tabel diatas
terlihat bahwa pada hasil pengukuran arus terjadi
penurunan dan kenaikan hal ini dikarenakan adanya
fluktuasi beban yang berbeda antara sebelum dipasang
kapasitor dengan setelah kapasitor, tapi bila kita amati
secara keseluruhan maka pada pengukuran arus akan
cenderung menurun.
5. Kesimpulan
1. Tegangan yang rendah di PLN Wilayah Ranting
Jatisrono disebabkan karena jauhnya jarak
konsumen dari pusat pelayanan disamping itu,
seperti halnya di daerah pusat beban lainnya, di
area kerja PLN Ranting Jatisrono banyak terdapat
trafo distribusi yang mengalami beban lebih
2. Usaha yang dilakukan untuk memperbaiki tegangan
di PLN rangting Jatisrono adalah dengan
pemasangan kapasitor paralel
3. Penempatan kapasitor paralel untuk tegangan
menengah adalah feeder/penyulung utama yang
terhubung ke beban di PLN wilayah ranting
jatisrono, karena tegangan yang rendah pada
jaringan tegangan menengah akan mengakibatkan
rendahnya tegangan pada jarigan tegangan rendah
4. Dari hasil perhitungan dan pengamatan
pemasangan kapasitor untuk tegangan menengah
seperti tabel 1 dapat disimpulkan bahwa regulasi
tegangan setelah dipasang kapasitor tidak mencapai
lebih dari 2 % dalam artian tegangan mengalami
kenaikan sebesar ± 8 %, sehingga dapat
diasumsikan tegangan telah dapat diperbaiki.
Perbedaan antara hasil perhitungan dan pengamatan
tegangan dan arus terjadi karena adanya
kemungkinan fluktuasi beban yang berbeda antara
sebelum dipasang kapasitor dengan setelah
dipasang kapasitor.
5. pengukuran tegangan dan arus setelah pemasangan
kapasitor tegangan rendah seperti pada tabel 2 dan
tabel 3, terlihat bahwa tegangan mengalami
kenaikan sampai dengan 6%, dan arus mengalami
penurunan sampai dengan 59%. Penurunan arus
dan kenaikan tegangan ini disebabkan karena beban
induktif dari beban telah terkompensir oleh
kapasitor sehingga beban yang tinggal hanya beban
resistif, dengan demikian kebutuhan konsumsi arus
akan menurun yang berakibat pula rugi-rugi pada
media penghubung antara sumber ke beban menjadi
berkurang dan tegangan menjadi naik. Kenaikan
tegangan sampai dengan 6% ini memberikan hasil
yang cukup menentukan pada usaha perbaikan
tegangan yang dilakukan
6. Karena aus berkurang untuk suatu daya (Kw), maka
jaringan maupun trafo-trafo distribusi agak
berkurang beban Kva-nya. Jadi dengan demikian
perbaikan tegangan secara tidak langsung dapat
meningkatkan kemampuan suplai permintaan daya
yang lebih tinggi.
Daftar Pustaka
[1] Hutauruk, T.S, Prof. Ir. M. Sc, 1996, Transmisi Daya Listrik, Erlangga.
[2] Pabla, A. S, 1996, Sistem Distribusi Daya Listrik, Jakarta, penerbit Erlangga
[3] Pusdiklat, 1996, Jaringan Distribusi, PLN Distribusi Jawa Tengah
[4] Pusdiklat, 1995, Teknik Distribusi, PT, PLN. (Persero) Distribusi Jawa Tengah
[5] Stevenson, W.D, 1996, Analisa Sistem Tenaga, Jakarta, Penerbit Erlangga
[6] Zuhal, 1995, Dasar Teknik Listrik dan Elektronika Daya, Jakarta, Penerbit PT.Gramedia.